Suasana religi begitu terasa saat memasuki komplek masjid kaji watu, alam yang asri membuat suasana terasa sunyi, tempat banyak orang menyucikan hati. Sebuah bangunan indah yang terbuat dari pecahan-pecahan batu yang sangat besar.
Banyumas – keberadaan tempat ibadah di kabupaten banyumas hampir merata di pelosok desa. Namun berbeda dengan masjid unik yang berada di wilayah propinsi Jawa Tengah yang konon hanya dibangun oleh seseorang kiyai sepuh yang sakti hanya dengan memanfaatkan satu batu raksaksa, tempat para makhluk halus berada.
LOKASI dan SARANA TRANSPORTASI
Masjid Kajiwatu terletak di Grumbul Kaligebang Desa Tamansari Kecamatan Karanglewas Kabupaten Banyumas, dari kota purwokerto ke barat arah ajibarang cilongok, seteleh melewati museum jenderal soedirman dan melewati 2 sungai besar yaitu logawa dan mengaji maka anda akan memasuki desa tamansari. untuk menuju ke des ataman sari bisa menggunakan bis baik dari arah terminal purwokerto ataupun ajibarang. Sedangkan untuk memasuki ke dalam (lokasi masjid watu) ada koperades (angkutan pedesaan) namun sangat jarang. namun bagi yang ingin mencoba angkutan tradisional bisa menggunakan delman di pasar karanglewas ataupun di pertigaan desa tamansari. secara umum dapat di akses dari jalur tamansari ke notog patikraja. lebih mudah di akses dengan kendaraan pribadi baik sepeda motor dan mobil pribadi anda.
Masjid Kajiwatu terletak di Grumbul Kaligebang Desa Tamansari Kecamatan Karanglewas Kabupaten Banyumas, dari kota purwokerto ke barat arah ajibarang cilongok, seteleh melewati museum jenderal soedirman dan melewati 2 sungai besar yaitu logawa dan mengaji maka anda akan memasuki desa tamansari. untuk menuju ke des ataman sari bisa menggunakan bis baik dari arah terminal purwokerto ataupun ajibarang. Sedangkan untuk memasuki ke dalam (lokasi masjid watu) ada koperades (angkutan pedesaan) namun sangat jarang. namun bagi yang ingin mencoba angkutan tradisional bisa menggunakan delman di pasar karanglewas ataupun di pertigaan desa tamansari. secara umum dapat di akses dari jalur tamansari ke notog patikraja. lebih mudah di akses dengan kendaraan pribadi baik sepeda motor dan mobil pribadi anda.
SEJARAH
Dalam perkembangan sejarah indonesia khususnya banyumas, masjid merupakan tempat ibadah umat islam sekaligus sebagai media penghimpun kekuatan dan berbagi strategi dalam peperangan. proses pembuatan Masjid watu sangat unik. yaitu dari watu yang sangat besar dibuat menjadi bangunan yang sangat luar biasa. Darsan di kala mudanya adalah penyebar islam di wilayah karanglewas, masjid waktu jamannya sangat jarang, untuk jumatan saja harus berjalan puluhan kilometer menuju masjid agung purwokerto. Darsan muda yang tergolong sakti dan pandai mengaji berusaha untuk menyebarkan islam di dukuh karanggebang, yang kemudian dikenal dengan eyang abdulah ngisa.
Dalam perkembangan sejarah indonesia khususnya banyumas, masjid merupakan tempat ibadah umat islam sekaligus sebagai media penghimpun kekuatan dan berbagi strategi dalam peperangan. proses pembuatan Masjid watu sangat unik. yaitu dari watu yang sangat besar dibuat menjadi bangunan yang sangat luar biasa. Darsan di kala mudanya adalah penyebar islam di wilayah karanglewas, masjid waktu jamannya sangat jarang, untuk jumatan saja harus berjalan puluhan kilometer menuju masjid agung purwokerto. Darsan muda yang tergolong sakti dan pandai mengaji berusaha untuk menyebarkan islam di dukuh karanggebang, yang kemudian dikenal dengan eyang abdulah ngisa.
Haji Abdulah ngisa melaukan pembangunan mesjid bersama teman-teman dan santrinya dengan Batu yang sangat besar, sampai sekarang masih dapat dilihat bekas batu yang masih cukup besar di sebelah barat masjid kajiwatu tersebut. dengan berbekal ilmu pengetahuan dan kesaktiannya yang tentu saja dengan izin dan ridho Alloh SWT, eyang abdulah ngisa memecah batu, membentuk tiang, tembok, lantai dan semua instrumennya dengan batu. berbekal peralatan yang sederhana namun subhanalloh akhirnya terbentuk wujud mesjid yang dikenal dimana-mana dengan sebutan Masjid Kajiwatu.
suasana tenang di dominasi warna hijau yang menyejukan hati, tempat berdakwah atau khutbah di masjid kajiwatu ini juga menggunakan pecahan batu raksaksa.
Desain arsitektur masjid watu juga masih kuat dengan kebudayaan masyarakat jawa. seni arsiteknya terlihat sederhana namun begitu indah.
Hingga kini keberadaan masjid kajiwatu cukup terawat, walaupun sudah di pugar beberapa kali namun masih tetap menjaga keaslian bangunan. Mari kita kenali warisan leluhur nusantara, jangan sekali kita melupaka sejarah bangsa. Dengan mempelajarai sejarah kita akan menjadi lebih bijak. Salam dari desa. ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar